RSUD Kota Bandung (foto:twitter)
Home All News BOR Meroket, RSUD Bandung Tutup Sementara IGD COVID-19
All News - Regional - 2021-07-04

BOR Meroket, RSUD Bandung Tutup Sementara IGD COVID-19

MATAKOTA, Bandung – Ekses keterbatasan tenaga kesehatan dan Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ujungberung milik Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terpaksa menutup sementara layanan IGD khusus COVID-19.

Diungkap Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung Yorisa Sativa, pembatasan layanan untuk sementara waktu ini hanya berlaku khusus COVID-19 saja. Hal ini sebagai upaya untuk mengendalikan penyebaran dan menjaga sistem kesehatan agar tenaga kesehatan tidak sampai tumbang.

“Pelayanan di RS tidak ditutup semua, tetapi hanya membatasi pelayanan untuk melindungi pasien dan petugas,” ucap Yorisa, Sabtu (3/7/2021).

Dia berujar, saat ini Sumber Daya Manusia (SDM) tenaga kesehatan tak luput dari paparan COVID-19.

“Tenaga kesehatan pun jumlahnya saat ini menjadi terbatas karena banyak yang terpapar,” ucapnya.

Yorisa tak menampik jika kasus COVID-19 di Kota Bandung tengah meningkat tajam. Sebagai dampaknya, BOR per hari Jumat (2/7/2021) berada di angka 90,93 persen.

Dari jumlah tersebut, kata Yotisa, setengahnya diisi oleh pasien COVID-19 dari luar Kota Bandung.

“Saat ini pelayanan COVID-19 memang sedang meningkat. Itu terkait juga dengan tingginya keterisian tempat tidur perawatan di 29 RS rujukan COVID-19 di Kota Bandung,” ungkapnya.

Yorisa mengungkapkan, pelayanan IGD khusus COVID-19 di RSUD Ujungberung akan segera dibuka kembali apabila kondisi pasien sudah menurun dan SDM tenaga kesehatan kembali bertambah.

“Bila situasi berangsur mereda, pelayanan akan normal kembali,” jelas Yorisa.

Dijelaskan, untuk pelayanan lain yang non-COVID-19 tetap buka seperti biasa. Terlebih menyangkut kegawatdaruratan yang memerlukan penanganan medis secepatnya.

“Karena yang hectic-nya adalah pelayanan COVID-19. Seperti ruangan, kebutuhan ventilator dan lain-lain. Non-covid tetap harus terlayani. Apalagi gawat darurat,” ungkapnya.

Di tengah suasana pandemi ini, Yorisa mengimbau kepada masyarakat untuk memanfaatkan teknologi informasi guna mengakses pelayanan secara daring.

“Pasien bisa mengakses pelayanan online di setiap faskes baik puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan edukasi pelayanan kesehatan,” tutupnya. (DRY)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also

Dosen dan Mahasiswa Universitas Sangga Buana YPKP Bandung Berhasil Mengembangkan ” SIM” PKK

MATAKOTA || Bandung — “Pembuatan Sistem Informasi Manajemen PKK RW se-Kelurahan Pasi…