Masjid Raya Al Jabbar Bandung (Foto: Bappeda)
Home All News Tuding Proyek Pencitraan, Koalisi Anti Korupsi Kritik Pembangunan Masjid Raya Al Jabbar
All News - Nasional - 2021-10-08

Tuding Proyek Pencitraan, Koalisi Anti Korupsi Kritik Pembangunan Masjid Raya Al Jabbar

MATAKOTA, Bandung – Sekelompok masyarakat yang menamakan diri Koalisi Anti Korupsi (KAK), mengkritisi proyek pembangunan Masjid Raya Al Jabbar di Kecamatan Gedebage Kota Bandung.

Dalam rilis yang diterima redaksi, mereka menyayangkan langkah Pemprov Jabar yang menggelontorkan anggaran hingga Rp 496 miliar saat ekonomi mayoritas masyarakat masih terhimpit oleh pandemi COVID-19.

Menurut TB Koko, KAK terdiri dari lima lembaga dan organisasi masyarakat. Masing-masing, Manggala Garuda Putih (MGP), LSM Baladhika Adhyaksa Nusantara (BAN), Penjara PN, LSM Solusi, dan LSM Transparansi Jabar.

Dia mengatakan, proyek pembangunan Masjid Raya Al Jabbar menelan anggaran hingga Rp 496.434.344.437.46 dari APBD Propinsi Jawa Barat. Rencananya, kata TB Koko, proyek tersebut akan dikerjakan oleh PT Adhi Karya selaku pemenang lelang.

“Kami sangat menyadari bahwa pembangunan masjid sebagai tempat ibadah sangatlah mulia. Namun, tidak tepat dilaksanakan saat ini mengingat kondisi ekonomi masyarakat sedang terhimpit pandemi COVID-19,” ucap dia, Jumat 8 Oktober 2021.

Menurutnya, ratusan miliar anggaran pembangunan masjid tersebut membuktikan lemahnya sence of crisis Gubernur Jabar Ridwan Kamil dalam pengelolaan APBD.

“Di saat pandemi seperti sekarang, seharusnya APBD Jabar diprioritaskan untuk penanganan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat,” ujar TB Koko.

Hal senada juga diungkapkan Ketua Biro Investigasi MGP, Agus Satria. Kata dia, pembangunan Majid Raya Al Jabbar saat ini cenderung memaksakan diri.

“Demi pencitraan belaka, tanpa memperhatikan masyarakat kecil yang masih membutuhkan bantuan dari pemerintah dalam menghadapi dampak pandemi COVID-19,” ujar dia.

Dalam waktu dekat ini, kata Agus, pihaknya akan segera mengirimkan surat audensi kepada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil guna meminta penjelasan lebih lanjut terkait pembangunan Masjid Raya Al Jabbar.

“Bilamana surat audensi kami tidak di indahkan, maka kami akan melakukan aksi damai. Intinya, kami menuntut transparansi anggaran pembangunan Masjid Raya Al Jabbar,” tegas Agus.

Diketahui, pembangunan Masjid Raya Al Jabbar kembali dilanjutkan usai mangkrak hampir 1,5 tahun.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan pihaknya akan kembali melanjutkan pembangunan Masjid Terapung yang sudah dibangun sejak kepemimpinan Gubernur Ahmad Heryawan tersebut.

“Pembangunan Masjid Raya Al Jabbar bisa kembali dilanjutkan setelah 1,5 tahun terhenti selama pandemi Covid-19 ini,” katanya dalam pernyataan yang dikutip Rabu (24/8/2021) dari instagram pribadinya.

Menurutnya pembangunan tahapan akhir masjid tersebut akan dikerjakan oleh konsorsium kontraktor Adi Karya dan Hutama Karya (HK).

Jika pembangunan lancar pihaknya menargetkan masjid yang bisa menampung ribuan jamaah ini bisa dibuka pada akhir 2022 mendatang.

“Akan ada museum Rasulullah dan museum Alquran di lantai dasarnya. Jika Allah lancarkan urusan, Insya Allah akan bisa diresmikan di akhir tahun depan, Amiin,” ungkapnya.

Sebelum proyek terhenti akibat pandemi Covid-19, pembangunan Masjid Raya Al-Jabbar sudah memasuki tahap ketiga yang meliputi pekerjaan detail eksterior dan interior, seperti taman, air mancur, dan fasilitas untuk difabel.

Masjid Raya Provinsi Jawa Barat, atau yang diberi nama Masjid Al Jabbar, didirikan di atas kolam retensi seluas 25,9879 hektare.

Masjid ini akan mampu menampung 60.000 orang, baik di dalam maupun di plazanya, untuk di dalam masjid bisa menampung 33.000 orang, sisanya bisa tersebar hingga ke plaza.

Adapun rencana kegiatan untuk pembangunan Masjid Raya Al Jabbar terdiri atas bangunan utama, sarana penunjangnya, dan fasilitas ruang terbukanya.

Masjid dibangun dengan struktur utama beton, rangka atap dengan struktur baja bentang panjang 99 meter dengan penutup atap kaca dan alumunium solid panel dengan ketinggian 58 meter, minaret 4 buah paling tinggi 99 meter. Pun seluruh bangunan berdiri di atas struktur pondasi tiang pancang.

Masjid ini akan dibangun dengan lantai dasar seluas 11.291 m2, lantai 1 seluas 8.329 m2, dan lantai Mezzanine seluas 2.232 m2, dan Luas Ruang Luar Masjid 17.429,6 m2. Masjid ini pun dibangun dengan nilai Engineer Estimate (EE) Rp913,8 miliar, tidak termasuk landscape dan Ma’radh. (DRY)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also

Usaha Berkembang Lebih Tenang Bersama Kredit Mikro Utama bank bjb

BANDUNG, matakota.com – Akses modal usaha kini semakin mudah, khususnya bagi pelaku Usaha …