Home All News Lewat CSIRT, Diskominfo Kota Bandung Siap Kawal Keamanan Siber
All News - Regional - 2021-12-16

Lewat CSIRT, Diskominfo Kota Bandung Siap Kawal Keamanan Siber

MATAKOTA, Bandung – Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Yayan Ahmad Brilyana mengatakan, Pemerintah Kota ( Pemkot) Bandung siap menjadi pilot project dalam bidang teknologi dengan menghadirkan Computer Security Incident Response Team (CSIRT).

Yayan bilang, teknologi tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan masyarakat. Apalagi, kata dia, Kota Bandung dikenal sebagai kota jasa serta pendidikan dan tercatat dari 80 persen warganya aktif sebagai pengguna internet.

Dia mengatakan, keberadaan internet sangat membantu aktifitas dalam segala bidang. Namun, di sisi lain terdapat bahaya hacker di dunia siber yang mengancam keamanan.

“Hadirnya CSIRT ini adalah tindakan preventif dan proaktif dalam pemulihan dan penanganan. Sebab ada saja pihak yang bertujuan tidak baik. Maka dari itu, kita harus siap dan memiliki benteng atau kekuatan untuk menghalau hal tersebut,” ucapnya, saat peluncuran Bandung Kota CSIRT di Balai Kota Bandung, Rabu 15 Desember 2021.

Yayan berharap, CSIRT dapat mengantisipasi masalah yang akan terjadi dan mengawal pembangunan teknologi informasi di Kota Bandung agar berjalan aman, efektif dan efisien.

Sementara itu, Kepala Bidang Keamanan dan Informasi Dinas Komunikasi dan Informatika Provinsi Jawa Barat Tiomaida Seviana mengungkapkan, hadirnya CSIRT merupakan arahan dari Presiden Joko Widodo.

Menurut dia, CSIRT memberi keamanan siber yang juga berisi perlindungan data pribadi. Sehingga kerja sama di bidang siber adalah suatu keharusan.

“Di Jawa Barat, adanya CSIRT adalah untuk mendukung Jabar sebagai digital province. Sebab insiden siber sering terjadi di manapun. Data Disdukcapil, Polri bahkan diretas. Ini membuat kita harus meningkatkan kekuatan siber dan kolaborasi di antara kita,” ucapnya.

Dibeberkan, serangan siber di Jawa Barat meningkat pada triwulan kedua tahun 2020 saat pandemi COVID-19 di mulai di Indonesia hingga triwulan pertama tahun 2021.

“Namun setelah diterapkan masa pembatasan sosial berskala besar dan adaptasi kebiasaan baru, serangan siber ini meningkat dengan dramatis,” tandasnya.

Tiomaida menjelaskan, dengan adanya serangan terhadap situs pemerintah, maka presiden membuat dua proyek yaitu National Security Operation Center (NSOC) Security Operation Center (SOC) dan Pembentukan Computer Security Incident Response Team (CSIRT) yang termaktub dalam PP No 85 tahun 2021 tentang Rencana Kerja Pemerintah 2022.

“Proyek ini hadir dalam upaya penguatan keamanan dan ketahanan siber serta mendukung transformasi digital. Maka kita membutuhkan siber security,” ujarnya.

Dia bilang, ancaman siber semakin bertambah didorong oleh meningkatnya intensitas penggunaan internet, koneksivitas global dan layanan cloud untuk menyimpan data sensitif dan informasi pribadi.

Menurutnya, konfigurasi yang buruk pada hardware dan software dipasangkan dengan penjahat siber yang semakin lihai, menjadi risiko yang harus diantisipasi oleh organisasi. Hal tersebut berdampak pada pentingnya penerapan cyber security pada organisasi.

“Saat ini, Provinsi Jawa Barat termasuk dalam 10 Provinsi terpilih sebagai pilot project atau target RKP Prioritas Nasional Pembentukan CSIRT Tahun 2020,” jelasnya.

Adapun Kota Bandung, kata Tiomaida, merupakan kabupaten atau kota kedua di Jawa Barat yang membentuk CSIRT.

“Kami berkolaborasi dengan pusat , komunitas, Diskominfo di kabupaten- kota dan akademisi dalam rangka penanggulangan dan pemulihan insiden keamanan siber ini,” terangnya.

Sedangkan Direktur Penanggulangan dan Pemulihan Pemerintah Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hasto Prastowo mengaku sangat mengapresiasi hadirnya CSIRT di Kota Bandung.

“Data adalah jenis kekayaan baru bangsa dan lebih berharga dari pada minyak, maka dalam bidang pertahanan dan keamanan, kita harus tanggap dan siap menghadapi perang siber,” ujarnya.

Hasto memaparkan, anomali trafik atau serangan siber di tahun 2021 dari Januari hingga November mencapai 1.314.027.929 dengan kategori malware, trojan activity dan information leak.

“Di samping itu, serangan siber juga bisa bersifat sosial dengan cara propaganda hitam, point and shriek, pembanjiran informasi, raiding hingga polarisasi,” ujarnya.

Ia mengatakan, BSSN telah membuat program CSIRT pada pemerintah mulai dari asistensi pembentukan, peningkatan kapabilitas hingga kematangan CSIRT.

“Kami akan membentuk CSIRT nasional terintegrasi, sehingga ada serangan siber, bisa bersatu menyelesaikan dengan kolaborasi, karena masalah siber ini tidak bisa ditangani sendiri,” tuturnya. (ADV)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also

Polisi Dalami Kasus Cashback Dana BUMN

MATAKOTA || Jakarta, —  Ditunda hingga minggu depan, pemeriksaan bekas Ketua Umum PW…