Kisah Nyata! Diganggu Hantu Usil Rumah Belanda Jalan Dahlia
MATAKOTA – Kamu tahu kan Jalan Gandapura Bandung? Yah benar, banyak jalan menuju ke Gandapura, kamu bisa lewat Pasar Kosambi, Jalan Riau, atau bisa juga lewat Jalan Kemuning. Daerahnya bisa dibilang elite karena banyak bangunan-bangunan bekas Belanda di sekitar itu.
Di Gandapura ada stasiun radio yang sangat beken pada 90 an namanya Radio Paramuda. Nah, persis di depan nya ada jalan Dahlia.
Nah sob, di Jalan Dahlia inilah peristiwa misteri itu terjadi. Peristiwa yang gak mungkin terlupakan seumur hidup oleh pria setengah tua bernama Alvez (samaran).
Ceritanya begini. Alvez merupakan anak kelas II di salah satu SMA di Jakarta. Hari ini adalah pertama kalinya dia menginjakkan kakinya ke Kota Bandung. Tujuan menemui kakak perempuannya yang indekos di Jalan Dahlia.
Turun dari Bus Damri di Pasar Kosambi, Alvez lalu menawar becak untuk ke Dahlia yang jaraknya sekitar 700 meteran.
“Tos nyampe de,” ujar tukang becak yang mengantarnya.
Alvez pun turun dan membayar becak.
Turun dari becak, dia tidak langsung masuk ke rumah bernomer 9 itu. Matanya mengelilingi halaman rumah tua peninggalan Belanda yang terlihat kumuh bahkan menyeramkan.
Rumput ilalang menjulang tinggi seperti rumah yang tidak diurus. Sementara itu, sebuah pohon kelapa berada tepat di pintu halaman yang berpagar kawat berkarat.
Tak lama kemudian dia pun masuk dalam pekarangan dan langsung mengetuk pintu rumah yang berwarna putih.
Seorang nenek tua membukakan pintu sambil bertanya. ‘Neang saha (cari siap) Jang?”
Ketika alvez menyebut nama kakaknya, nenek tua itu langsung menyuruhnya masuk lewat pintu samping yang tidak terkunci.
Ketika masuk, ternyata banyak penghuni di dalamnya. Setelah basa-basi sebentar, Alvez pun diajak masuk ke dalam kamar kakaknya yang berukuran sekitar 2X3 meter. Sempit, cuma ada tempat tidur.
Alvez lalu mencoba melihat-lihat situasi di tempat kos tersebut. Ada sekitar 5 kamar yang di lantai atas, sedangkan di bawah ada 4 kamar. Semua sama, kamar mandi dan dapur diluar. Terlihat ada sebuah mesin pompa karatan di depan kamar mandi tersebut.
Karena mendadak ingin buang air kecil, alvez lalu masuk ke salah satu kamar mandi yang didepannya ada mesin pompa karatan.
Selesai, dia malah berjalan ke pinggir dan memasuki sebuah ruangan yang mirip kamar mandi tak berpintu.
Setelah masuk, nampak sebuah sumur tua yang sudah tidak terpakai. Di atas sumurnya nampak sesajen telur dan kopi dalam piring kecil.
Sedang asyiknya melihat situasi di keliling sumur, alvez dibuat kaget oleh suara nenek tua pemilik rumah kos. Kita sebut sama namanya mami mus.
“Keur naon didieu (lagi apa di sini?),” tanyanya.
“Gak bu, lagi lihat-lihat ajah,’ jawab Alvez.
“Kenapa koq dikasih sesajen sumurnya Bu,”
“Manggilnya jangan bu, panggil ajah mamih atau mus,”
“Iya setiap malam Selasa dan Jumat harus dikasih sajen. Klo lupa, kasihan yang kos suka diganggu,” ucap Mus, dengan wajah datar.
“Oh yah, nanti klo ketemu maung (macan) besar segede panto (pintu) jangan takut yah. Itu peliharaan mami, yang jagain rumah ini,” tutur mus sambil perlahan beranjak meninggalkan Alvez.
Singkat cerita malam pun tiba. Situasi di tempat kos benar-benar sepi. Saat alvez keluar dari kamarnya dan duduk di depan dapur dia melihat Mas Andi yang berprofesi sebagai satpam sedang mencuci baju. Cuma Alvez dan Mas Andi yabg malam itu berada di kosan.
Karena udara diluar begitu dingin, alvez pun masuk kembali ke kamar. Dia membaca majalah sambil menunggu kakaknya pulang. Karena capek, alvez malah ketiduran dan baru terbangun ketik mendengar pintu kamarnya diketuk-ketuk seseorang.
Tok..tokk..huss..huss, suara pintu diketuk dan suara wanita seperti bersiul.
Begitu pintu dibuka, tidak ada seorang pun di depan kamarnya. Karena mengira cuma orang iseng, dia pun kembali masuk ke kamar.
“Tok..tok..tok” pintu kembali diketuk. Kemudian langkah sepatu wanita terdengar keras mondar-mandir di depan kamar.
Merasa penasaran, Alvez mengintip dari jendela kamar yang sedikit terbuka. Tidak ada siapapun yang dia lihat, padahal pintu masih terus diketuk dan suara sepatu wanita sangat jelas mondar-mandir di depan hidungnya.
Aneh, suara sepatu itu terus mondar mandir di depan kamar Alvez. Hanya suaranya, sepatunya tidak terlihat sama sekali.
Ketika bulu kuduknya mulai merinding hebat, Alvez langsung menuju kasur dan menutup kepalanya dengan bantal. Lebih dari 4 jam dia meringkuk tak berani membuka mata dan telinga.
Singkat cerita, sekitar pukul 4.00 WIB kakaknya baru pulang. Suara-suara penghuni kos lainnya pun mulai terdengar. Anehnya, kakaknya malah senyum-senyum ajah lihat Alvez yang terlihat ketakutan. Bahkan dia ngakak melihat botol aqua yang sudah terisi air kencing adiknya.
“Gak apa-apa, biasa itu mah. Klo ama orang baru si Merry mau kenalan. Pasti ketuk-ketuk pintu ngusilin,” kata kakak Alvez.
Mati gile! Rupa-rupanya yang mengganggu alvez itu mahluk gaib penunggu rumah angker tersebut. Seluruh penghuni rumah kos rupa-rupanya sudah gak aneh melihat keusilan hantu Merry kepada setiap orang baru di tempat kos itu.
Singkat cerita, sejak malam itu Alvez pun sudah bisa beradaptasi dengan suasana kos yang menurutnya sangat angker. Bagaimana tidak, jangankan malam hari, siang hari pun fenomena gaib sering terjadi di depan mata.
Pernah suatu siang, Alvez hendak masak mie instan di dapur, ketika dia berbalik badan untuk mengambil piring tiba-tiba sosok perempuan berbaju merah secepat kilat masuk dapur sambil meniup kompor. Blubb! Seperti suara kompor mati.
Karena hanya berjarak sekitar dua meter, Alvez pun mengejar ke dapur dan ternyata kompor tetap menyala. Lebih aneh lagi, tidak ada siapapun di dalam dapur. Lah, trus yang barusan masuk dapur dan meniup kompor siapa?
Hari berganti hari, bulan pun berganti bulan. Karena melihat kerajinan Alvez yang suka bebersih dan menyapu halaman, si mamih pun sangat menyukainya. Bahkan Alvez pula yang kerap mengantar mamI untuk berobat di RSHS.
Oh ya mus atau mamih ini merupakan janda kaya berusia sekitar 78 tahun. Suaminya orang Belanda dan sudah lama meninggal, sedangkan anak2-anaknya tidak tinggal serumah.
Akhirnya, karena sudah menyukai Alvez, mamih menyuruhnya pindah kamar ke dalam dan tidak perlu membayar uang kos lagi. Kamar tersebut sangat luas, sekitar 6 X 6 meter. Kamar tersebut berhadap-hadapan dengan kamar si mamih.
Tanpa pikir panjang, Alvez pun setuju. Mulai saat itu hanya dia lah satu-satunya penghuni kos yang diizinkan tinggal di dalam rumah bersama pemiliknya.
Nah, pas malam pertama di dalam rumah itu, Alvez mendengar suara kaki yang terseok-seok menuju kamarnya.
Tak lama kemudian pintu diketuk, ternyata mamih minta Alvez pindah ke kamarnya. “Temenin mamih dulu yah, gak bisa tidur,” ucap Mamih.
Alvez pun menurut. Dia rebahan di sebelah si mamih. Bau pesing sangat menyengat di dalam kamar, Alvez terpaksa menahan nafas sambil berharap si mamih cepat tidur.
Satu jam dua jam, ternyata si mamih belum juga tertidur. Bahkan tangan kananya tiba-tiba nemplok dan meremas kemaluan Alvez.
Daammm! Alvez pun terkaget-kaget dan langsung berdiri meminta izin ke kamarnya. Dengan jantung berdegup kencang, dia beralasan mau nonton bola di kamarnya.
Plong, begitu yang dia rasakan ketika kembali ke kamar. Melihat jam dinding, waktu menunjukan pukul 2.30 WIB. Artinya Final Piala Dunia 1990 antara Jerman dan Argentina segera dimulai.
Alvez pun menyalakan TV sambil berbaring di kasurnya. Singkat cerita, sekitar satu jam kemudian ada suara langkah kaki yang terseok-seok menghampiri kamarnya. “‘Itu pasti suara si mamih” kata Alvez, dalam hati.
Alvez pun diam tak beranjak meski pintu kamarnya diketuk berkali-kali. Namun, karena terus menerus diketuk Alvez lalu bicara bahwa pintu gak dikunci. “Masuk ajah Mus,” ujarnya.
Meski telah disuruh masuk, namun sosok yang di depan pintu hanya memutar-mutar handle pintu sambil sesekali mengetuk kencang.
Saking jengkel, Alvez sambil bersungut-sungut lalu membukakan pintu. Dan……….
Baru saja pintu dibuka sedikit, tiba-tiba wussss angin kencang mendorong tubuh Alvez hingga terjatuh dan kepalanya terbentur lantai.
Dengan rasa takut yang teramat sangat, matanya masih sempat melirik gumpalan angin berwarna hitam tersebut menggedor-gedor jendela kamarnya seolah mau keluar. Jendela berguncang hebat seperti gempa besar.
Dengan sangat panik, Alvez menyalahkan seluruh lampu kamar. Tiba-tiba bau melati menusuk hidung dalam kamarnya. Alvez semakin panik ketakutan, mencoba meminta tolong tapi mulut seakan terkunci.
Alvez lalu menyalakan tape recorder sekeras-kerasnya berharap si mamih bangun atau temen-temen kos nya yang diluar marah-marah karena suara musik yang berisik.
Lagi-lagi aneh bin ajaib, gak ada seorangpun yang terbangun, termasuk si mamih yang kamarnya hanya berjarak tiga meter! Biasanya si mamih denger suara TV pelan ajah udah bangun, marah-marah minta dimatiin.
Mahluk apa tadi yang bisa mendorong Alvez hingga terjatuh ke lantai? Mahluk apa tadi yang berjalan terseok dan menggedor pintu? Wallahualam Bissawab
Setelah pengalaman menakutkan itu, besok harinya Alvez langsung pindah kamar lagi ke luar.
Pindah ke luar, bukan berarti gangguan usil mahluk gaib di rumah itu hilang. Singkatnya, dari mulai wanita cantik berbaju merah yang konon bernama Merry, lelaki hitam berikat kepala, macan jejadian, hingga tuyul, pernah dia temui di rumah angker tersebut.
Singkat cerita, sekitar tahun 1996 kos-kos an tersebut dijual oleh mamih kepada seorang pengusaha barang elektronik di Pasar Kosambi Bandung.
Konon, menurut cerita Kang Edi, seorang penjual kopi dan indomie di jalan Riau (Depan Kantor Dikbud), saat sumur tua digali oleh pemiliknya yang baru ditemukan tulang belulang manusia di dalam sumur tersebut. Semakin kuatlah informasi bahwa rumah tersebut merupakan eks tawanan Jepang masa penjajahan.
Alvez sendiri tidak mengetahui kebenaran cerita tersebut. Tapi kalau soal keangkerannya, termasuk keberadaan hantu Merry berbaju merah, dia berani menjadi saksi.
Sebuah pengalaman misteri yang masih terekam jelas hingga kini usinya mulai beranjak tua. (DRY)
Polisi Dalami Kasus Cashback Dana BUMN
MATAKOTA || Jakarta, — Ditunda hingga minggu depan, pemeriksaan bekas Ketua Umum PW…