Dulu Sempat Tolak Proyek Kereta Cepat, Kini Aa Umbara Mendekam Dalam Penjara KPK
MATAKOTA, Bandung – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan Bupati Bandung Barat Aa Umbara Sutisna dan anaknya, Andri Wibawa. Keduanya ditahan setelah sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan barang COVID-19.
Selain AA Umbara dan Andri Wibawa, KPK juga menetapkan tersangka lain dalam kasus yang sama yakni M Totoh Gunawan pemilik CV SSGCL (Sentral Sayuran Garden City Lembang).
Dari pengadaan ini, Totoh Gunawan diduga telah menerima keuntungan sejumlah sekitar Rp 2 miliar. Sedangkan Andri Wibawa juga diduga menerima keuntungan Rp 2,7 miliar.
Sekedar catatan, medio 2019 lalu Aa Umbara juga sempat membuat heboh atas aksinya menolak proyek kereta cepat.
Dalam video singkat yang beredar di media sosial, Aa Umbara nampak menumpahkan kekesalannya atas pembangunan kereta cepat Jakarta – Bandung yang dinilai menjadi penyebab wilayah Bandung Barat terendam banjir. Video ini ramai di media sosial.
Dalam video berdurasi 30 detik itu, dia mengenakan baju berkerah putih meminta kepada kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) setempat untuk turun tangan membantu korban banjir yang terjadi di Kabupaten Bandung Barat. Menurut dia, banjir di wilayah tersebut bukan karena kiriman air dari Katulampa.
Bupati KBB Aa Umbara Minta pelaksana Proyek Kreta Api Cepat KCIC. Bertanggung jawab atas banjir yang melanda pic.twitter.com/cuXitmYvnB
— محمد الوحي افندي البرقي (@wahyoe_affandy) December 31, 2019
“Tapi banjir disini disebabkan oleh proyek kereta cepat,” kata Aa Umbara tersebut dalam video yang beredar, Selasa (1/1/19).
Aa Umbara tegas mengecam dan meminta manajemen KCI atau Kereta Commuter Indonesia dan pemerintah pusat untuk bertanggungjawab atas kejadian itu. Selama ini banjir di Underpass Padalarang tidak pernah terjadi, namun setelah adanya proyek KA Cepat Jakarta-Bandung, banjir selalu terjadi di sana.
“Makanya saya minta pihak KCIC bertanggung jawab dan harus turun ke lapangan memastikan agar banjir tidak lagi terjadi. Liat kasihan masyarakat yang rumahnya ikut terendam dan warga yang tidak bisa melintas,” katanya.
Banjir dengan ketinggian kurang lebih satu meter diduga muncul karena limpahan air dari proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang berada tepat di tepi underpass tersebut. Masyarakat gerah karena kejadian ini bukan kali ini saja,namun sudah berulangkali.
Parahnya, banjir yang terjadi menjelang pergantian tahun jauh lebih parah dibandingkan sebelumnya. Air menutup semua kawasan underpass sehingga sehingga kendaraan menuju kantor Pemda KBB atau sebaliknya lumpuh.
Karenanya, Aa Umbara meminta pemerintah pusat bertanggung jawab atas banjir tersebut. Sehingga tidak mengganggu aktifitas dan kenyamanan masyarakat. (DRY)
Pemkot Bandung Siap Wujudkan 500 RW Jadi Kawasan KBS
MATAKOTA || Bandung — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung manargetkan menghadirkan 500 …