Home All News Ibu Rumah Tanggga di Bandung Kebingungan, Tempe Tahu Hilang Dari Pasaran
All News - Regional - 2021-05-29

Ibu Rumah Tanggga di Bandung Kebingungan, Tempe Tahu Hilang Dari Pasaran

MATAKOTA, Bandung – Sejumlah ibu rumah tangga di Kota Bandung, mengeluhkan aksi mogok perajin tempe dan tahu imbas meroketnya harga kedelai.

“Yah ini gak ada mau beli tempe tahu, mogok tiga hari katanya,” ujar Dewi Yuliani, ibu rumah tangga di Jalan Baladewa Pajajaran Bandung, Sabtu (29/5/2021).

Hal senada juga diungkapkan Nining, warga sekitar TPU Sirnaraga Kota Bandung. Kata dia, hilangnya tempe dan tahu di pasaran sangat berdampak bagi masyarakat kecil. “Kita kan rakyat kecil hampir setiap hari mengkonsumsi tempe tahu,” ujar dia.

Diketahui, perajin tahu dan tempe di Kota Bandung, mogok produksi selama tiga hari ke depan. Alasannya, harga kedelai di pasaran sebagai bahan baku pembuat tahu dan tempe terlampau mahal alias melambung tinggi.

Di sentra industri tahu Cibuntu, para pekerja pengolahan kedelai mulai berhenti bekerja Jumat (28/5/2021). Mereka mengikuti surat edaran Paguyuban Tahu Tempe Jawa Barat yang menyatakan bahwa para perajin tahu dan tempe sepakat meliburkan produksi dan jualan selama tiga hari sampai Minggu (30/5/2021).

Dalam edaran tersebut disepakati pula harga penjualan tahu dan tempe akan naik sebesar 15-25 persen. Kesepakatan tersebut bertujuan untuk memberitahukan kepada konsumen sekaligus peringatan pada pemerintah agar memperhatikan dan memberikan kebijakan terhadap harga kedelai sebagai bahan baku tahu dan tempe.

Dadang (54), salah seorang perajin tahu di sentra tahu Cibuntu mengatakan, saat ini harga kedelai telah mencapai Rp10.700 per kilogram, bahkan ada juga yang sampai Rp 11 ribu. Padahal, harga normalnya Rp6.800-Rp7.000 per kilogram.

“Sebelum lebaran saja sudah Rp10 per kilogram. Sekarang naiknya sudah sampai Rp 11 ribu,” ucap dia, Jumat (28/5/2021).

Dia mengungkapkan, bila dipaksakan membuat tahu, ongkos produksi tidak mampu ditutupi. Sementara harga tersebut diprediksi akan terus mengalami kenaikan.

“Opsinya kan menaikkan harga atau kecilkan ukuran tahu. Kalau sekarang dikecilkan juga ongkos produksinya enggak ketutup lagi,” ucapnya.

Meski merugi karena bakal hilang pendapatan hingga jutaan rupiah, Dadang mengaku mogok produksi menjadi salah satu solusi agar harga kedelai bisa segera stabil.

“Kami berharap pemerintah bertindak menyesuaikan harga kedelai. Karena pelanggan tidak mau tahu soal kenaikan bahan baku,” katanya.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Tahu Tempe Jawa Barat H M Jamaludin mengatakan, para perajin tahu dan tempe melakukan aksi mogok produksi sebagai bentuk protes terhadap harga kacang kedelai yang merupakan bahan baku pembuatan tahu dan tempe yang kini harganya terus mengalami kenaikan.

“Surat edaran ini kami buat dan kami sampaikan agar diperhatikan, dan dilaksanakan demi kebaikan bersama,” katanya. (DRY)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also

Bersepedah Dengan Aman Dan Nyaman di Bandung, Pemkot Harus Membuat Regulasi Dan Aturanya

MATAKOTA || Bandung —  Kota Bandung menjadi salah satu kota yang memiliki Kontur wil…