Tedy Rusmawan Soroti Soal Macet dan Sampah
MATAKOTA || Bandung — Ketua DPRD Kota Bandung, H. Tedy Rusmawan, A.T., M.M., melaksanakan kegiatan monitoring bersama Camat Gedebage, Jaenudin, di hari pertama penutupan sementara Masjid Raya Al-Jabbar, di Kecamatan Gedebage, Senin (27/2/2023).
Tedy Rusmawan menjelaskan, penutupan sementara Masjid Raya Al-Jabbar selama dua pekan, mulai 27 Februari hingga 13 Maret 2023 mendatang, merupakan implementasi dari instruksi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dalam rangka penataan dan pemeliharaan dari ikon baru Provinsi Jawa Barat tersebut.
“Alhamdulillah dari hasil monitoring hari ini, secara umum masyarakat sudah mengetahui terkait adanya penutupan sementara Masjid Raya Al-Jabbar hingga 13 Maret ke depan,” ujarnya.
Meski demikian, Tedy masih melihat adanya beberapa bus yang mengangkut rombongan wisatawan yang datang dari luar wilayah Provinsi Jawa Barat.
Oleh karena itu, dirinya mendorong agar upaya sosialisasi terkait penutupan sementara Masjid Raya Al-Jabbar dapat lebih ditingkatkan, agar dapat diketahui dan dipahami oleh seluruh masyarakat dan wisatawan yang akan berkunjung.
“Dengan banyaknya wisatawan atau pengunjung yang datang dari berbagai wilayah di luar Provinsi Jawa Barat ini membuktikan magnet Masjid Raya Al-Jabbar ini sangat kuat. Maka dari itu sosialisasi terkait kondisi Masjid Raya Al-Jabbar hari ini harus terus disampaikan kepada masyarakat, sehingga tidak menimbulkan kebingungan,” ucapnya.
Ketua DPRD Kota Bandung pun menyoroti perihal produksi sampah dari kunjungan wisatawan ke Masjid Raya Al-Jabbar selama ini yang berdasarkan informasi mencapai 2 ton per hari.
Hal itu menurutnya, perlu adanya penanganan khusus terkait pengelolaan sampah di Masjid Raya Al-Jabbar ke depannya. Termasuk semakin seringnya edukasi kepada masyarakat, terutama wisatawan yang berkunjung untuk tidak membuang sampahnya sembarang.
“Dengan jumlah tumpukan sampah per hari yang sangat banyak ini, maka dibutuhkan penanganan khusus ke depannya, dan edukasi jangan nyampah disini juga harus terus disampaikan. Titik-titik lokasi tempat sampah juga harus lebih jelas lagi, karena kami melihat jumlah tempat sampah belum memadai, dan petugas kebersihan di sini pun hanya 45 orang, artinya masih sangat kurang,” ujarnya.
Tedy pun berharap agar akses jalur alternatif menuju Masjid Raya Al-Jabbar dapat segera terwujud. Sehingga kendaraan yang akan menuju Masjid Raya Al-Jabbar tidak perlu melewati kawasan Derwati, Jalan Terusan SOR GBLA, dan juga Cimincrang.
Diharapkan dengan adanya jalur alternatif yang lebih pendek sehingga dapat memangkas jarak tempuh masyarakat dan wisatawan yang akan berkunjung ke Masjid Raya Al-Jabbar ini.
“Besar harapan kami, tentunya meminta kepada Bapak Gubernur agar akses alternatif masuk ke Masjid Raya Al-Jabbar bisa segera ditindaklanjuti. Mudah-mudahan dengan adanya jalur yang lebih pendek dapat meminimalisasi jarak tempuh dari warga yang akan berkunjung ke Masjid Raya Al-Jabbar. Hal lainnya, mudah-mudahan ada pemagaran juga di halaman depan, agar lebih tertata dengan lebih baik,” ucapnya.
Tedy pun berharap dengan penyediaan lahan yang tengah dipersiapkan bagi kawasan pedagang kaki lima (PKL) yang berlokasi di depan Masjid Raya Al-Jabbar dapat membuat para PKL lebih tertata, serta penataan parkir dapat lebih nyaman.
“Dengan kegiatan monitoring hari ini, kami mengimbau bagi warga Kota Bandung dan umum warga Jawa Barat, bahkan dari luar Jawa Barat bahwa mulai hari ini sampai 13 Maret 2023, Masjid Raya Al-Jabbar sudah mulai dilakukan penutupan sementara, karena Pemerintah Provinsi Jawa Barat tengah melakukan penataan dan pemeliharaan sebagai persiapan menyambut datangnya bulan suci Ramadan.
Mudah-mudahan Masjid Raya Al-Jabbar semakin baik dan semakin nyaman. Serta kawasan Gedebage, Panyileukan, Rancasari, dan sekitarnya pun dapat merasakan kenyamanan dengan upaya penataan yang akan terus dilakukan,” katanya.* **
CASHBACK
Penulis adalah Anggota Biasa PWI sejak 1989 – sekarang. Oleh : Mirza Zulhadi MATAKOTA, …