Home All News Sekjen PDIP Sebut Pemikiran Bung Karno Menyatu Dalam Bumi Marhaenis
All News - Nasional - 2022-07-11

Sekjen PDIP Sebut Pemikiran Bung Karno Menyatu Dalam Bumi Marhaenis

MATAKOTA, Bandung – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyatakan, bahwa pemikiran Soekarno tak bisa dilepaskan dari perjalanan hidupnya dan nilai-nilai kejuangan selama di Kota Bandung. Menurut Hasto, dalam realitas sistem ketatanegaraan kita didalamnya selalu ada pemikiran Soekarno, terutama saat melahirkan Pancasila.

“Pemikiran Soekarno di Bandung salah satunya dipengaruhi dari pemikiran hasil perbincangan dengan sosok petani yang bernama Pak Marhaen.  Dengan pemahaman marhaenisme menjadi konsep perjuangan melawan kapitalisme. Ajaran itu terbukti relevan hingga sekarang,” kata Hasto saat melakukan peninjauan progres pembangungan gedung sekretarian DPC PDI Perjuangan Kota Bandung,  di Jalan Arcamanik Endah, Senin  (11/7/2022).

Hasto menyatakan, bahwa memahami konsep Bung Karno menjadi penting. Sebab sama dengan mempelajari pemikiran perjuangan politik menuju kemerdekaan Indonesia, dan hal itu  tidak bisa terlepas dari tradisi perjuangan para pemuda khususnya di Kota Banďung.

“Dalam gagasan-gagasan besar ini, Bung Karno, hadir sebagai pemimpin negarawan dan pembelajar yang baik,” kata Hasto.

Hasto melanjutkan, sebagai sosok pembelajar, Soekarno terus mengembangkan pemikiran kritisnya. Lewat pemikiran itu pula, saat ini para pemuda di kota Bandung dapat melakukan kreasi dan terobosan dalam mengembangkan kepemimpinan Indonesia bagi dunia, dan kemudian membumikan dalam realitas kehidupan untuk mencari arah masa depan.

“Soekarno melahirkan pemahaman tentang kebijakan politik kemerdekaan. Dengannya bangsa Indonesia membangun rasa percaya diri untuk menjadi pemimpin di antara bangsa-bangsa,” ujar Hasto.

Hasto menyebut, buah dari pemikiran politik Soekarno salah satunya adalah penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA), yang bebas dari pertarungan dua blok besar yang saling bertikai.

“Kepemimpinan Indonesia tersebut didasarkan pada ideologi Pancasila yang mengandung cita-cita bahwa kemerdekaan Indonesia ditujukan bagi persaudaraan dunia,” beber Hasto.

Terkait pemberian nama Gedung Sekretariat DPC PDI Perjuangan sebagai Rumah Kaum Nasionalis, Hasto berpendapat lebih baik menyebutnya dengan mengedepankan kearifan lokal. Dan yang paling pas Sekretariat DPC PDI Perjuangan ini dinamakan Bumi Marhaenis.

“Bumi Marhaenis diambil dari kata Rumah yang dalam bahasa sunda disebut Bumi,  sementara Kaum Nasionalis, yang lebih cocok dalam pemikiran Bung Karno di Bandung dengan istilah Marhaenis,” ujar Hasto.

Ditempat sama, Ketua DPC PDI-Perjuangan Kota Bandung Achmad Nugraha mengatakan bahwa Bumi Marhaenis merupakan tempat untuk menanamkan rasa nasionalisme di Kota Bandung.

“Kita berharap Bumi Marhaenis bisa membumi di Kota Bandung, sehingga tidak hanya menjadi slogan saja, tapi juga nilai-nilai yang dapat diaplikasikan,” terangnya.

Diakuinya rasa nasionalisme yang ada pada anak muda saat ini mulai luntur, sehingga perlu ada yang mendorong semangat nasionalisme bagi generasi penerus bangsa.

“Mulai banyak luntur dan kita juga mengetahui banyak hasutan atau ajakan dan akhirnya terpapar. Dan yang membahayakan adalah memecah belah atau polarisasi, padahal nilai-nilai budaya yang dibangkitkan dan menjadi nilai-nilai Pancasila dan ini adalah kebanggaan negara kita,” ucapnya.

Oleh karena itu, pihaknya mendorong agar generasi muda, khususnya di Kota Bandung, untuk dapat mengaplikasikan dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.

“Tinggal bagaimana mengaplikasikan nilai-nilai nasionalisme dan Pancasila, karena harus ada rumah atau ruang, maka Bumi Marhaenis dapat membumi bagi anak muda,” kata Achmad Nugraha yang juga Wakil Ketua DPRD Kota Bandung ini.

Para pemuda lanjutnya, harus terus didorong untuk menjadi garda terdepan dalam menjaga dan membela Pancasila sebagai ideologi sekaligus pemersatu bangsa Indonesia.

“Kita tahu di Indonesia ada banyak sekali suku bangsa, agama, dan budaya. Tapi bisa disatukan oleh yang namanya Pancasila. Ada pihak yang mencoba akan mengubah Pancasila sebagai ideologi bangsa, dan kita perlu hati-hati terhadap gerakan anti Pancasila. Oleh karena itu, pemuda sebagai garda terdepan pembela Pancasila harus selalu diingatkan sekaligus menumbuhkembangkan rasa cinta dan rasa kebangsaan, khususnya bagi generasi muda terhadap ideologi bangsa,” pungkasnya. (EDI)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also

Pemkot Bandung Bersama Komunitas Dilans Indonesia Masifkan Inklusi di Kota Bandung

MATAKOTA || BANDUNG – Untuk memenuhi perlindungan dan hak penyandang disabilitas ser…