Home All News Bukan Soal Sintang, Bos Cyrus Network Sebut Gegara Cuitan ini Fadli Zon Kena Semprot Prabowo
All News - Nasional - 2021-11-19

Bukan Soal Sintang, Bos Cyrus Network Sebut Gegara Cuitan ini Fadli Zon Kena Semprot Prabowo

MATAKOTA, Bandung – Enam hari sudah Politisi Partai Gerindra Fadli Zon, menghilang dari jagat media sosial Twiter. Usai ditegur Prabowo, Fadli Zon kini benar-benar bungkam.

Semua bermula ketika Fadli Zon mengomentari kegiatan Jokowi yang meresmikan Sirkuit Mandalika di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok Tengah, beberapa hari lalu.

Seraya memberi apresiasi, Fadli Zon menyindir Jokowi soal banjir Sintang.

“Luar biasa, Pak. Selamat peresmian Sirkuit Mandalika. Tinggal kapan ke Sintang, sudah 3 minggu banjir belum surut,” tulis Fadli Zon di akun Twitter pribadinya.

Usai ramai kecaman, Partai Gerindra yang menaungi Fadli Zon angkat bicara.

Juru bicara Partai Gerindra Habiburokhman menyatakan, suara Fadli Zon adalah sikap pribadi, bukan partai ataupun fraksi yang jelas-jelas saat ini berada di barisan pemerintahan.

“Soal tweet Pak Fadli Zon soal Sintang, kami perlu meluruskan jika statemen tersebut tidak mewakili fraksi ataupun partai,” kata Habiburokhman.

Dia pun mengatakan bahwa Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto telah menegur Fadli Zon melalui Sekjen Ahmad Muzani.

Menanggapi hal itu, Founder Cyrus Network Hasan Nasbi mengatakan, menghilangnya Fadli Zon dari media sosial Twitter dan konfirmasi resmi dari  Partai Gerindra, merupakan dua fakta yang membenarkan Fadli Zon mendapat teguran dari Prabowo Subianto gegara postingannya yang menyindir Presiden Jokowi soal banjir di Sintang.

“Kita berharap saja Bang Fadli Zon akan segera muncul lagi (di Twitter) dengan sosok Bang Fadli Zon yang baru, yang lebih elegan, lebih dewasa lah sebagai tokoh politik penting di negeri ini,” ujarnya, sebagaimana dilihat di Channel YouTube Hasan Nasbi, Kamis (18/11/2021).

Menurutnya, selama ini Fadli Zon mengomentari banyak hal dengan tone negatif terhadap kinerja pemerintah, terkecuali aspek-aspek atau sektor-sektor di bawah Kementerian Pertahanan (Kemhan).

“Atau kalau pun (Kemhan) dikomentari tidak dengan tone yang negatif,” tuturnya.

Hasan Nasbi menduga, bukan hanya gegara postingan soal banjir Sintang, Fadli Zon mendapat teguran dari Prabowo Subianto. “Kalau cuma banjir Sintang kayaknya gak akan ditegur, karena sebelum-sebelumnya (postingan) jauh lebih parah,” ucap dia.

“Saya justru khawatir Bang Fadli Zon ditegur karena mengkaitkan banjir dengan deforestasi. Ada postingan dia yang isinya deforestasi itu nyata. Kira-kira Bang Fadli Zon menjelma menjadi aktivis Greenpeace di Indonesia,” imbuh Hasan Hasbi, menambahkan.

Menurut dia, ada kemungkinan tweet terakhir Fadli Zon itu lah yang membuat dirinya mendapat teguran dari Prabowo Subianto.

“Karena dia mengkritik deforestasi penebangan pohon, penebangan hutan, sementara ketua umum nya (Prabowo) sedang giat-giatnya menebang pohon dan membuka hutan untuk mewujudkan sebuah Food Estate di Kalimantan,” katanya.

Menurut Hasan Nasbi, apa yang diposting Fadli Zon itu menegasikan bahkan mengkritik apa yang sedang dilakukan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. “Mungkin ini dianggap offside dan dia ditegur,” ucapnya.

Kemungkinan kedua, Fadli Zon mendapat teguran karena mengkritik Puan Maharani yang sedang menanam padi di tengah hujan.

“Memang itu (menanam padi saat hujan) tidak lazim. Kritikannya, ledekannya boleh lah, tapi itu mengganggu hubungan baik antara PDIP dengan Gerindra, menggangu komunikasi yang dibangun dalam rangka 2024,” kata Hasan Nasbi.

Dia bilang, santer rumor beredar kedua partai tersebut menjalin komunikasi yang sangat intensif untuk merapatkan barisan, mengkonsolidasikan kekuatan menjelang 2024.

“Ada yang menduga Prabowo-Puan, ada yang menduga lain, tapi sepertinya kedua partai itu memang sedang mengarah kesana. Dan apa yang dilakukan Bang Fadli Zon mungkin mengganggu komunikasi dan hubungan baik kedua partai ini,” ucap dia.

Hasan Nasbi menduga ditegurnya Fadli Zon bukan karena banjir Sintang. “Atau itu hanya pemicu kecil. Penyebabnya mungkin dua hal itu tadi, dua hal yang besar efeknya,” ujar dia.

“Pertama, karena kritiknya soal deforestasi sementara ketua umumnya juga sedang melakukan pembukaan hutan untuk persiapan Food Estate, yang kedua karena mengkritik Puan Maharani. Menurut saya itu lebih mungkin daripada sekedar mengkritik banjir di Sintang,” pungkas Hasan Nasbi. (DRY)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Check Also

“Lembur Katumbiri” Mendapat Apresiasi Khusus Dari Wamendagri Bima Arya

MATAKOTA || BANDUNG — Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya memberikan …